Tengoklah “Buru”, “Rayuan Pulau Palsu”, sampai “Surat Cinta dari Praha”

00:40



Oleh: Ivan Illich

Terkejut dengan rasa penasaran ketika melirik sebuah tulisan dari seorang gembel asal kota jogja yang sengaja mepublis ke websaite persma.org, dengan judul tulisan yang seakan membuat saya membusungkan dada berkali-kali. Tulisan tersebut sangat cair dan bernada candaan yang mengutuk bebapa lembaga aparatus Negara yang bertindak arogan seperti anak sma yang sering tauran sereta mahasiswa partisipan.

“Polisi seharusnya peknik ke pulau buru” barangkali seperti itu judul tulisan yang dimuat, tulisan tersebut merupakan hasil dari kekecewaan yang mendalam terhadap kondisi demokrasi di Indonesia yang semakin sekarat, Negara demokrasi tapi masi ada sistem penculikan dan pengekangan terhadap rakyat. Setelah sebelumnya kejadian yang menimpa beberapa kawan-kawan di Jakarta yang sedang melaksanakan festifal belok kiri dengan rangkain bedah film pulau buru lalu kemudian di bubarkan oleh pihak kepolisisan beberapa ormas berlabel islam. Peserta “festifal belok kiri” kemudian dibubarkan secara paksa dan dituntut untuk menghentikan acara tersebut dengan alasan mengungkit-ungkit peristiwa 1965 dan menjadi alasan mendasar pembubaran acara tersebut.

Hadirnya festifal belok kiri yang didesain oleh……..mengusung tema sejarah kelam 1965 dengan dengan sedikit nuansa berbeda, menghadirkan dokumentasi pembantain, serta potert lukisan para tahanan politik yang diasingkan termasuk di kepulauan buru letaknya di Maluku tengah……….nanti dulu baru sambung, “lala”.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images